PEMBAHASAN: STUDI KASUS PERUSAHAAN NIKE, LTD


Apakah Nike berusaha memasok produk untuk jenis olahraga yang terlalu banyak ? Haruskah Nike mempersempit lini produknya dalam sepatu atletik ?

Perusahaan Nike berusaha memasok produk untuk olahraga yang terlalu banyak. Dalam beberapa tahun terakhir, Nike membuat beberapa perubahan sebagai upaya untuk memperoleh pangsa pasar serta menawarkan beragam produk sepatu dan pakaian olahraga. Dari pernyataan tersebut, maka diketahui bahwa Nike tidak hanya menawarkan sepatu atletik tetapi juga yang lainnya, seperti menjual sepatu atletik, aksesoris, peralatan olahraga, dan pakaian pria, wanita, dan anak-anak. 
Sangat penting bagi manajer dan eksekutif perusahaan di organisasi untuk sepaham mengenai visi dasar yang perusahaan ingin raih dalam jangka panjang. Banyak organisasi yang memiliki baik pernyataan visi dan misi, namun pernyataan visi dibuat terlebih dahulu (David: 2011). Dari pernyataan misi Nike tersebut dapat diketahui bahwa perusahaan Nike menawarkan sepatu, pakaian, dan perlengkapan atletik. Dari misi ini dapat diketahui bahwa perusahaan Nike tidak dapat mempersempit lini produknya dalam sepatu atletik karena dalam pernyataan misi telah disampaikan bahwa Nike ingin menjadi penjual terbesar sepatu dan pakaian atletik di dunia. Penyataan misi dan visi merupakan tahap perumusan strategi yang nantinya akan berlanjut ke tahap perencanaan dan evaluasi strategi. Perusahaan Nike akan sulit mempersempit lini produknya karena pernyataan misi merupakan dasar untuk perumusan tujuan – tujuan jangka pendek.

Apa jenis akuisisi yang disarankan kepada Philip Knight untuk Nike ?

Dari kajian diatas untuk itu lebih disarankan philip knight untuk Nike adalah Akuisisi Horizontal yang lebih tepat digunakan. Karena Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan lain yang mempunyai bisnis atau bidang usaha yang sama. Perusahaan yang diakuisisi dan yang mengakuisisi bersaing untuk memasarkan produk yang mereka tawarkan. Dilihat dari sejarah Nike yang sukses setelah mengakuisisi beberapa perusahaan seperti contohnya Cole Haan menguatkan bahwa sistem akuisisi horizontal sangat tepat digunakan oleh manajemen Nike International.

Haruskan Nike mulai memproduksi sejumlah produknya sendiri ?

Nike adalah perusahaan yang tidak memproduksi sepatu, fokus utama perusahaan adalah menciptakan dan menawarkan produknya. Perusahaan ini melakukan kontrak dengan perusahaan produsen di Timur untuk memproduksi sepatu. Perusahaan membuat spesifikasi desain teknologi baru untuk sepatu di AS dan kemudian mengirimkannya ke pabrik untuk diproduksi. Keuntungan utama dari kontrak ini adalah bahwa tidak ada investasi modal yang diperlukan dan perusahaan sepatu atletik dapat beroperasi dengan sangat sedikit hutang jangka panjang. Walaupun ada juga beberapa kerugian dari kontrak produksi, yaitu kerusuhan buruh, ketidaktentraman politik, keterlambatan karena pengiriman, dan ketidakpastian sistem kuota (embargo). 
Nike telah memiliki kontrak produksi dengan beberapa perusahaan di negara Timur terkait produksi produknya. Hal ini dilakukan oleh Nike untuk memperkecil biaya produksi terkait hutang jangka panjang karena investasi pada aktiva untuk proses produksi. Selain itu pula, kontrak produksi yang dilakukan tersebut juga menguntungkan karena biaya produksi di negara Timur lebih murah dibandingkan dengan di negara Barat. Hal itulah yang menyebabkan Nike bertahan dengan kontrak produksi yang dilakukan selama ini. Selain itu, Nike juga telah membeli beberapa perusahaan seperti:
  • Cole-Han Accessories Company pada tahun 1990 yang merupakan distributor ikat pinggang serta produk kulit kecil berkualitas tinggi premium; 
  • Spot Specialties (kini disebut Nike Team Sports,Inc), merupakan perusahaan pembuat topi.
  • Canstar Sports, Inc. (produsen perlatan hoki terbesar di dunia), Canstar kini bernama Bauer Nike Hockey, Inc. yang memproduksi sepatu luncur, sepatu luncur es dan bermata pisau, perlengkapan pelindung, stik hoki, dan kaos hoki. 

Nike menerapkan sistem intergrasi ke belakang dalam memproduksi produknya. Integrasi ke belakang (backward integration) adalah sebuah strategi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pemasok perusahaan (David : 2011). Sehingga, Nike tidak diharuskan untuk memulai memproduksi sendiri produknya karena Nike telah memiliki kontrak produksi dengan negara-negara Timur serta telah membeli beberapa perusahaan yang merupakan produsen produk handal di dunia. 

Apakah Nike melakukan pendekatan yang tepat dalam memasarkan sepatunya secara internasional ?

Ya. Seperti dalam landasan permasalahan Nike gencar melakukan pemasaran dengan mendirikan Toko Goddes untuk mendekatkan pemasaran pada wanita yang memiliki gaya hidup aktif. Selain itu Nike juga melakukan penargetan iklannya pada kelompok yang spesifik. Pengiklanan dilakukan di media TV, Media cetak seperti Sport Illustrated, People, Runner’s World, Glamours, Self, dll. Tidak hanya itu Nike juga mengalokasikan biayanya untuk mengiklankan produknya lewat bintang-bintang olahraga ternama seperti Michael Jordan, Andre Agassi, Mia Hamm, Marion Jones, Vince Carter dll. Selain itu Nike melakukan pendekatan langsung kepada para atlet untuk mengetahui apa yang mereka butuhkan sehingga produk yang mreka hasilkan sesuai dengan kebutuhan para atlet-atlet di dunia. Upaya pemasaran Internasional berlanjut, Nike mempunyai operasi di 200 negara di 6 benua. 

Perubahan apa dalam produk dan iklan yang sebaiknya perusahaan lakukan untuk menarik kelompok baby boomers ? Bagaimana dengan Generasi Y ?

Permasalahan pada kelompok baby boomers dimana popularitas olahraga sebagai pengisi waktu baby boomers tidak lagi sebesar pada tahun 1990an. Namun kejadian lain disini permintaan pakaian/sepatu untuk santai terus meningkat pada kelompok ini. Dari kejadian tersebut terdapat transisi kebiasaaan dari olahraga ke kegiatan yang sifatnya mengarah ke kegiatan santai. Dari hal tersebut dapat dilakukan sebuah iklan yang bekerjasama dengan pemerintahan setempat untuk mendemokan pentingnya olahraga dalam hidup. Serta melakukan kerjasama kepada instansi-instansi yang mengadakan kegiatan yang menyongsong hidup sehat untuk meningkatkan ekstensi dari sepatu atletik melalui event-event kegiatan santai.
Menurut kasus yang sedang terjadi dimana anak-anak Generasi Y menyaingi ukuran generasi baby boomers dan akan menjadi sgnifikan dimasa mendatang. Dimana konsumen generasi Y lebih menyukai pakaian olah raga yang berorientasi fesyen dibandingkan pakaian merek atletik. Jadi dapat dikatakan bahwa Nike bisa melakukan inovasi baik dari bentuk maupun warna produknya yang disesuaikan pada fesyen yang sedang berkembang. Hal ini untuk menarik pasar dari golongan generasi Y. Selain itu permasalahan juga terjadi pada iklan yang memiliki penangkapan respon yang berbeda oleh generasi Y. Dimana Nike seyogyanya memasarkan produk kreatif dan inovatif ini dengan lebih praktis dan tidak terlalu mengada-ada. Penggunaan artis atau bintang fesyen terkenal mungkin dapat menarik perhatian mereka untuk menggunakan sepatu atletik yang lebih casual dan trendy. 

Bagaimana Nike dapat mempertahankan keunggulan kompetitif terhadap Reebok ?

Ada satu hal yang mengganggu Nike, yaitu Reebok. Reebok akhirnya melampaui penjualan sepatu Nike, tapi Nike kembali dengan memasukkan sepatu khusus untuk setiap olahraga dan kegiatan.
Terobosan terbesar Nike adalah Michael Jordan, yang ditandatangani langsung dari University of North Carolina. Inilah yang membuat Nike menang dari kompetisi dengan Reebok. Meski Michael Jordan itu terkenal, ia bukan pilihan pertama Phil Knight. Nike sedang berusaha untuk mendapatkan Larry Bird dan Magic Johnson, 2 dari atlet yang paling populer pada saat itu.
Pada tahun 1980, Nike telah mencapai 50% pangsa pasar di Amerika Serikat pasar sepatu atletik, dan perusahaan go public pada bulan Desember tahun itu. Pertumbuhannya adalah karena sebagian besar untuk iklan 'word-of-foot' (mengutip sebuah iklan cetak Nike dari akhir 1970-an), daripada iklan televisi. Iklan televisi nasional pertama Nike berlangsung pada bulan Oktober 1982 selama siaran dari New York Marathon. Iklan diciptakan oleh biro iklan Wieden dan Kennedy, yang telah terbentuk beberapa bulan sebelumnya pada April 1982.
Bersama-sama, Nike dan Wieden & Kennedy telah menciptakan banyak iklan cetak dan televisi yangg tak terhapuskan dan terus menjadi agen utama Nike saat ini. Wieden lah yang menciptakan slogan terkenal "Just Do It" untuk kampanye iklan Nike tahun 1988, yang dipilih oleh Advertising Age sebagai salah satu top 5 slogan iklan di abad 20, dan kampanye itu telah diabadikan dalam Smithsonian Institution.
Pada tahun 1987 Nike merilis model pertamanya yaitu Air Max Line. Gelembung udaranya (Air Bubbles) dan kenyamanannya meyakinkan banyak orang untuk membeli sepasang Air Max Line.

Apakah Nike merespon mengenai perlakuan karyawan di fasilitas produksi internasional secara tepat ?

Nike telah dikritik dalam beberapa tahun terakhir karena praktik pekerjaan di tempat produksi internationalnya. Sejumlah konsumen mempersoalkan praktik eksploitatif para manajer di beberapa negera Asia. Misalnya, pada tahun 2001, manajer pabrik yang membuat produk Nike di Indonesia dituduh melaksanakan pelecehan seksual, penyiksaan fisik dan verbal, pembatasan layanan kesehatan, dan pemaksaan lembur. Nike berjanji untuk menyelidiki dan memperbaiki kondisi yang tidak pantas tersebut. 
Nike telah merespons dengan tepat mengenai perlakuan karyawan di fasilitas produksi internasionalnya dengan beberapa hal yang telah dilakukan oleh Nike, yaitu :
  • Perusahaan membentuk sebuah departemen buruh sosial tahun 1996 dan pada tahun 1998 posisi Wakil Direktur Tanggung Jawab Sosial pun dibuat. 
  • Pada tahun 1998, Nike bergabung dengan Asosiasi Keadilan Buruh (Fair Labour Association – FLA), sebuah organisasi pemantau tempat kerja buruh yang didirikan oleh unit kerja presidensial bentukan produsen pakaian dan organisasi hak asasi manusia. 
  • Perusahaan bergabung dalam Aliansi Global untuk Tenaga Kerja dan Komunitas (Global Alliance for Workforce Communities – GAWC), sebuah kelompok bisnis yang bertujuan meningkatkan kehidupan kerja buruh pabrik. 
  • Nike juga mengembangkan suatu proses untuk memastikan bahwa pabriknya mematuhi kode etik perusahaan. 
  • Selain itu, Nike membuat beberapa program yang menunjukkan perhatiannya terhadap persoalan tanggung jawab sosial dan perusahaan memberikan kontribusi kepada beberapa organisasi amal dan nirlaba. Target Nike adalah memberikan 3 persen dari laba sebelum pajak untuk kegiatan amal; pada tahun 2003, Nike menyumbangkan total $30,7 juta secara tunai maupun barang kepada badan amal.
  • Nike mengumpulkan sebanyak 2 juta, pasang sepatu tiap tahun dalam program “Menggunakan Kembali Sepatu Bekas” untuk didaur ulang. 

Nike menyadari pentingnya tanggung jawab sosial atau yang saat ini lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR). CSR merupakan suatu komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas secara sukarela melalui kebijaksanaan praktek bisnis dan kontribusi dari sumberdaya perusahaan. (Philip Kotler dan Nancy Lee, 2005). Wujud CSR Nike adalah sumbangan sebagain laba yaitu $30,7 juta secara tunai maupun barang kepada badan amal yang merupakan wujud kepedulian Nike. Nike juga melakukan program “Menggunakan Kembali Sepatu Bekas”, yang merupakan wujud kepedulian Nike terhadap lingkungan. 
Sehingga, Nike telah merespons dengan tepat mengenai perlakuan karyawan di fasilitas produksi internasionalnya dengan membentuk serta bergabung dalam berbagai komunitas buruh. Selain itu Nike juga melakukan tanggung jawab sosial dalam wujud sumbangan dan melakukan kepedulian terhadap lingkungan. 

0 comments:

Post a Comment