KASUS BLUE BIRD TAXI PENTINGNYA KOMUNIKASI DALAM BISNIS


Anton Triadna adalah supervisor pemeliharaan pada perusahaan taxi “Blue Bird” yang beroperasi di Kota Jakarta. Ia sangat prihatin dengan keadaan perusahaan karena para sopir taxi tidak pernah melaporkan masalah tentang mesin mobil tersebut. 
Beberapa bulan yang lalu, Anton melakukan program pencegahan pemeliharaan mobil Taxi. Program ini sangat tergantung pada kesediaan para sopir untuk mengisi secara detail laporan mengenai kapan mobil-mobil itu diperkirakan akan bermasalah, akan tetapi hal ini tidak dilakukan oleh para sopir. Beberapa sopir malah meninggalkan  taxi di garasi, bahkan di jalanan dalam keadaan rusak berat, tanpa dilaporkan ke supervisor.

Untuk memanggil montir ke luar (perbaikan di jalan) tidak hanya mahal ongkosnya, tetapi juga resiko ketidakamanan sangat tinggi. Selain itu, para penumpang akan sangat kecewa bila mengalami kejadian tersebut. Frekuensi kerusakan mobil yang tinggi akan mengancam para sopir untuk tidak menerima bonus. Atas kejadian tersebut, Anton mengeluarkan teguran secara lisan maupun tertulis kepada para sopir Taxi, namun para sopir tetap tidak memberi respon sehingga Anton mencoba pendekatan baru. Pendekatan tersebut adalah dengan merespon langsung setiap kali ada laporan dari sopir mengenai masalah mesin yang potensial,  dengan mengatakan bahwa staf dari bagian pencatatan telah salah dalam mengatasi hal tersebut. Anton juga memberi catatan tambahan yang menyatakan ”terima kasih kepada sopir karena melaporkan masalah mereka sekarang dengan yang akan datang dari Taxi tersebut”.
Kurang dari satu bulan, jumlah panggilan perbaikan di lapangan menurun setengah dari sebelumnya, tetapi  sebaliknya,   masalah potensial yang dilaporkan meningkat tiga kali lipat.

PEMBAHASAN: STUDI KASUS PERUSAHAAN NIKE, LTD


Apakah Nike berusaha memasok produk untuk jenis olahraga yang terlalu banyak ? Haruskah Nike mempersempit lini produknya dalam sepatu atletik ?

Perusahaan Nike berusaha memasok produk untuk olahraga yang terlalu banyak. Dalam beberapa tahun terakhir, Nike membuat beberapa perubahan sebagai upaya untuk memperoleh pangsa pasar serta menawarkan beragam produk sepatu dan pakaian olahraga. Dari pernyataan tersebut, maka diketahui bahwa Nike tidak hanya menawarkan sepatu atletik tetapi juga yang lainnya, seperti menjual sepatu atletik, aksesoris, peralatan olahraga, dan pakaian pria, wanita, dan anak-anak. 
Sangat penting bagi manajer dan eksekutif perusahaan di organisasi untuk sepaham mengenai visi dasar yang perusahaan ingin raih dalam jangka panjang. Banyak organisasi yang memiliki baik pernyataan visi dan misi, namun pernyataan visi dibuat terlebih dahulu (David: 2011). Dari pernyataan misi Nike tersebut dapat diketahui bahwa perusahaan Nike menawarkan sepatu, pakaian, dan perlengkapan atletik. Dari misi ini dapat diketahui bahwa perusahaan Nike tidak dapat mempersempit lini produknya dalam sepatu atletik karena dalam pernyataan misi telah disampaikan bahwa Nike ingin menjadi penjual terbesar sepatu dan pakaian atletik di dunia. Penyataan misi dan visi merupakan tahap perumusan strategi yang nantinya akan berlanjut ke tahap perencanaan dan evaluasi strategi. Perusahaan Nike akan sulit mempersempit lini produknya karena pernyataan misi merupakan dasar untuk perumusan tujuan – tujuan jangka pendek.

Apa jenis akuisisi yang disarankan kepada Philip Knight untuk Nike ?

Dari kajian diatas untuk itu lebih disarankan philip knight untuk Nike adalah Akuisisi Horizontal yang lebih tepat digunakan. Karena Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan lain yang mempunyai bisnis atau bidang usaha yang sama. Perusahaan yang diakuisisi dan yang mengakuisisi bersaing untuk memasarkan produk yang mereka tawarkan. Dilihat dari sejarah Nike yang sukses setelah mengakuisisi beberapa perusahaan seperti contohnya Cole Haan menguatkan bahwa sistem akuisisi horizontal sangat tepat digunakan oleh manajemen Nike International.

STUDI KASUS PERUSAHAAN NIKE, LTD


Tahun 2003 merupakan sebuah tahun “serba pertama” bagi Nike. Perusahaan tersebut memperoleh pendapatan tertinggi dalam sejarahnya dan juga menghasilkan lebih banyak pendapatan di luar Amerika Serikat untuk pertama kalinya. Meskipun demikian, perusahaan terus menghadapi kontroversi dalam sejumlah bidang, seperti etika produksi, tuntutan hukum, dan kritik terhadap bayaran tinggi untuk para atlet. CEO Phil Knight tampaknya menyadari bahwa pandangannya mengenai Nike dan pandangan publik mungkin tidak selalu sejalan


CEO Nike, Ltd Phil Knight

Visi dan misi perusahaan Nike
Visi : membawa inspirasi dan inovasi bagi semua atlet di dunia
Misi: Menjadi penjual terbesar sepatu dan pakaian atletik di dunia. 
Kinerja dan keandalan sepatu, pakaian, dan perlengkapan, pengembangan produk baru, harga, identitas produk melalui pemasaran dan promosi, serta dukungan dan pelayanan konsumen adalah aspek penting persaingan dalam industri sepatu, pakaian, dan perlengkapan atletik. Kami yakin, kami kompetitif dalam semua bidang itu. Perusahaan bertujuan memimpin kewarganegaraan perusahaan melalui program proaktif yang mencerminkan kepedulian terhadap keluarga Nike di seluruh dunia, rekan tim, konsumen, dan mereka yang memberikan pelayanan kepada nike.

Daftar Top Skor Liga Inggris (1888-2015)

  • 1888-1889: John Goodall (Preston North End) 21 Gol
  • 1889-1890: Jimmy Ross (Preston North End) 24 Gol
  • 1890-1891: Jack Southworth (Blackburn Rovers) 26 Gol
  • 1891-1892: John Campbell (Sunderland) 32 Gol
  • 1892-1893: John Campbell (Sunderland) 31 Gol
  • 1893-1894: Jack Southworth (Everton) 27 Gol
  • 1894-1895: John Campbell (Sunderland) 22 Gol
  • 1895-1896: Johnny Campbell (Aston Villa), Steve Bloomer (Derby County) 20 Gol
  • 1896-1897: Steve Bloomer (Derby County) 22 Gol
  • 1897-1898: Fred Wheldon (Aston Villa) 21 Gol
  • 1898-1899: Steve Bloomer (Derby County) 23 Gol
  • 1899-1900: Billy Garraty (Aston Villa) 27 Gol
  • 1900-1901: Steve Bloomer (Derby County) 23 Gol
  • 1901-1902: Jimmy Settle (Everton) 18 Gol
  • 1902-1903: Sam Raybould (Liverpool) 31 Gol
  • 1903-1904: Steve Bloomer (Derby County) 20 Gol
  • 1904-1905: Arthur Brown (Sheffield United) 22 Gol
  • 1905-1906: Albert Shepherd (Bolton Wanderers) 26 Gol
  • 1906-1907: Alex Young (Everton) 30 Gol
  • 1907-1908: Enoch West (Nottingham Forest) 27 Gol
  • 1908-1909: Bert Freeman (Everton) 38 Gol
  • 1909-1910: Jack Parkinson (Liverpool) 30 Gol
  • 1910-1911: Albert Shepherd (Newcastle United) 25 Gol
  • 1911-1912: Harry Hampton (Aston Villa), George Holley (Sunderland), David McClean (Sheffield Wednesday) 25 Gol

Malam Terakhir Miko. Tamat

  

Apa ini jadi perjalanan terakhir cerita @radityadika @adriandhy @ancablanca ? Haduuuh jangan sampe deh crying2 onion head

Padahal kalau boleh jujur ini film pendek keren dan kocak abis. Ada yang belum tau Malam Minggu Miko ? Silahkan menuju kesini

Malam Minggu Miko